Selasa, 25 Februari 2014

MPASI INSTAN vs HOMEMADE Bagian 5 - Terakhir

Bagian 5
Seputar MPASI Instan


Ada yang pernah membandingkan rasa MPASI Instan dengan bahan2 aslinya? Contoh rasa pisang saja yang gampang (di gambar) .


Kebetulan saya pernah makan keduanya, bagi saya pribadi rasa alami tidak akan tergantikan dengan buatan. Manisnya berbeda, kalau mata saya tertutup dan pisang asli dibuat lumat vs makanan instan (bubur) rasa pisang , saya bisa tebak yang mana yang instan yang mana yang asli.
Begitu pula dalam hal rasa masakan. Saya tidak pernah memasak pakai MSG dan bumbu2 yang tajam, nah ketika saya pulang sebentar ke Indonesia, makan di restoran, saya rasa semua rasa makanannya “tajam”, banyak MSG nya, alhasil saya langsung pusing (saya sensitive sama MSG) dan ujung-ujungnya diare.

Menurut Gabrielle Palmer (nutritionist, breastfeeding counselor, former UK IBFAN ). Kecenderungan menyukai suatu rasa dibentuk sejak awal kehidupan dan cara pemberian makan awal bayi (MPASI) dapat membentuk bayi/anak menginginkan rasa yang terlalu manis, asin, makanan-minuman rendah nutrisi untuk jangka panjang. 

Sepertinya sangat umum di sosial media Ibu2 yang mengeluh bayi/anaknya tidak mau lagi makan makanan homemade setelah sebelumnya terbiasa makan makanan instan. Masih menurut Gabrielle, terdapat bukti/evidence bahwa anak2 yang tereskpose/mendapatkan beragam makanan sehat dan alami , di masa mendatang akan memilih sendiri makanan sehat seimbang yang memenuhi kebutuhan nutrisinya. Dan jangan lupa, bayi-anak adalah Imitator/peniru, they see, they learn, they copy. Jadi konsep memberi makanan sehat adalah untuk seluruh keluarga, bukan hanya untuk bayi-anak2 saja. Bisa intip tulisan saya :

10 Tips Orang Tua Jadi Contoh Pola Makan Yang Baik & Sehat untuk anak2

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10202928886289029&set=pb.1409280466.-2207520000.1393179840.&type=3&theater

Pernah dengar RUTF? RUTF adalah Ready To Use Therapeutic Food. RUTF ditemukan akhir tahun 1990. Produk makanan instan yang bisa masuk kategori RUTF adalah makanan yang padat vitamin dan mineral setara dengan F100 (Formula 100). F100 adalah produk susu therapeutic yang didesain khusus untuk mengobati malnutrisi berat. RUTF sangat berguna untuk mengobati kasus malnutrisi berat yang penderitanya memiliki akses terbatas ke sumber2 bahan makanan local untuk rehabilitasi nutrisinya. Yang jadi masalah, ketika RUTF diberikan pada bayi-anak yang tidak mengalami malnutrisi berat dan diberikan setiap hari (daily diet). 

Berikut kutipan dari buku Palmer :

“ The Use of ready made food designed for the clinical rehabilitation of severe malnutrition SHOULD NOT become the daily diet just because political leaders neglect their basic duty to provide water, to support locally sustainable food system & communicate practical nutrition information.”

Nah tepat sekali kutipan di atas dengan suara hati saya. 
Kembali pada point 1 : Rekomendasi pemberian MPASI Instan difortifikasi . 

Apakah pemerintah Indonesia sudah melaksanakan kewajibannya : 
1. Menyediakan air bersih
2. Mendukung sistem dan memberi kemudahan akses (termasuk harga terjangkau) mendapatkan bahan makanan lokal kaya nutrisi 
3. MengEdukasi masyarakat mengenai nutrisi A to Z ( sehingga masyarakat paham mengenai Nutrisi dari sejak pemilihan bahan, paham apa kandungannya, cara penyiapan hingga penyajian dan untuk MPASI mengikuti panduan AFATVAH yang sudah saya jelaskan sebelumnya) ? Silahkan menilai sendiri. 

Saya ada menyinggung kampanye Michelle Obama mengenai kembali pada memasak - makanan rumahan , salah satu janji pemerintah US adalah Easy Access to Healthy - Affordable Food (lihat gambar di comment).

Kemiskinan adalah faktor kunci terjadinya kasus malnutrisi, tapi jangan salah, anak2 yang lahir besar di keluarga yang mampu bahkan kaya juga dapat menerima nutrisi yang tidak tepat/tidak optimal. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan kemampuan ekonomi yang lebih baik bagi orang eropa dan Amerika Selatan menghasilkan keluarga yang menerima asupan bervariasi dan memiliki kesehatan yang lebih baik dibandingkan dengan yang tingkat pendidikannya lebih rendah dan kemampuan ekonominya lebih lemah (belum tentu begini ya di Indonesia).

Pemberian RUTF / ready-to-use therapeutic foods yang digunakan saat kasus gawat darurat (malnutrisi berat), dapat memberikan konsekuensi negative di kondisi normal. Salah satu potensi bahayanya misalnya, bahan makanan lokal yang murah dapat terabaikan karena strategi pemasaran & iklan – promosi RUTF yang persuasif meyakinkan anggota keluarga bahwa makanan instant (misal puree pisang dalam botol) secara kandungan nutrisi jauh lebih superior dibanding dari pisang di pasar. 

Problem berikutnya , nilai2 dasar keluarga di mana keluarga mampu menyediakan makanan sehat bergizi juga akan terkikis . Dikhawatirkan, manusia meyakini bahwa manusia tidak dapat menyiapkan makanan yang layak untuk anak2nya, supaya layak/bergizi baik makanan tersebut harus dibuat di pabrik. Hal lain, hilangnya kebiasaan Food sharing di antara anggota keluarga (ya iyalah siapa juga orang dewasa yang mau makan MPASI instant seperti bayi/anaknya, pasti lebih memilih makan pisang asli –misalnya).

Sejak beberapa decade terakhir, industri makanan meningkat secara pesat. Mengutip tulisan saya mengenai The Truth About Baby Food Jar :
“ Berapakah besarnya pasar makanan bayi secara global? Diperkirakan besarnya lebih dari £6 billion . Coba kita konversikan ke rupiah . 1 GBP ( British Poundsterling) = Rp 19.500. Jadi 6 billion GBP = 6.000.000.
000 x 19.500 = Rp 117.148.200.000.000 = 117 Trilyun Rupiah ! 

Harap diingat bahwa ketika para orang tua membeli makanan instant tersebut mereka tidak hanya membayar untuk kandungannya tapi juga untuk pemrosesannya, pengemasannya, penyimpanan, pendistribusian, dan iklan serta biaya2 pemasaran lainnya. Apa konsekuensinya? Commercial baby food ini harganya sangat mahal / jauh lebih mahal dari bahan aslinya. 

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10202625119735055&set=pb.1409280466.-2207520000.1393202286.&type=3&theater “

Ini fakta di sini (US) : Perusahaan2 yang memproduksi MPASI Instan berlomba2 mendapatkan konsumen. Banyak sekali caranya, mulai dari pembagian brosur, mengirim direct mail, iklan TV dll untuk meyakinkan bahwa produknya yang terbaik. Gerber baru saja meluncurkan $30 million atau sekitar Rp 300 milyar lebih untuk iklan TV, media cetak dan direct mail mengusung slogan : “For Learning to eat smart, right from the start”. Iklan tersebut berusaha meyakinkan orang tua bahwa produk Gerber : “ specially formulated to help your baby develop a variety of tastes for healthier foods" "The longer you can keep your baby on these smart [Gerber] foods now, the better her chances are for eating healthy--and being healthy--for a long time to come." 

Juga iklan di bawah ber tagline Baby Food So Easy (mudah dalam pemberiannya, ga perlu repot menyiapkannya) dan penekanan kata Natural.

Bisa liat beberapa iklan videonya di :
http://www.youtube.com/watch?v=Ng7k7vhHo58
http://www.youtube.com/watch?v=1kqHJAY8afM

Sementara pesaingnya, Heinz, mengklaim "Everything you could want in a baby food!" and provide "Only the best ingredients for the best nutrition."
Bisa dilihat Iklan Heinz , tagline : A better way to feed you baby (Cara yang lebih baik dalam memberi makan bayi Ibu)
http://www.youtube.com/watch?v=nzoRpN0NDHQ

Bagaimana iklan2 MPASI Instan di Indonesia?

1. Promina mengusung tagline : satu-satunya bubur tim saji praktis dengan nutrisi & tekstur yang tepat 
http://www.youtube.com/watch?v=iGwKPdwKyvw
Perhatikan penekanan kata praktis, untuk saya yang mengambil program master bidang Marketing Management, campaign tsb juga akan “leading” pada persepsi menyiapkan MPASI homemade itu ribet/repot.

2. Cerelac mengusung tagline : Gizinya pasti, harga pas.Pilihan cerdas esok cemerlang.
http://www.youtube.com/watch?v=ZoCSIDv13k8

3. Milna mengusung tagline Ahlinya makanan bayi, dengan bla bla bla agar bayi anda tumbuh optimal.
http://www.youtube.com/watch?v=igS7VMdAj5c

Di bagian akhir tulisan ini yang semoga bagi yang sudah membaca lengkap mendapat gambaran utuhnya, pertanyaan yang sering diajukan itu kan : 

What Parents Should Do?

1. Berikan bayi-anak kita nutrisi yang paling baik serta ekonomis.
Ingat bagian 3 : Food is more than nutrition? Kampanye kembali memasak? Dilanjutkan Bagian 4 : Serba serbi MPASI & zat besi? 

Cara memilih bahan, mengolah, menyajikan, dan menyimpan, semua itu perlu ILMU. Dan tidak bisa para Ibu hanya menyalahkan tim kesehatan yang tidak pernah mengEdukasi atau mendapat informasi yang kurang tepat, kurangnya kampanye pemerintah mengenai hal ini, maka lebih baik para Ibu PRO AKTIF. 

Sudah banyak kelas2 Persiapan MPASI, bergabung dengan2 Group2 kesehatan yang reliable. Kunjungi website2 credible (saya pernah kasih tips ya cara mencari sumber dari website2 credible).

2. Paham kapan saat yang tepat memberikan MPASI Instan.

Kembali pada penjelasan Palmer mengenai penggunaan RUTFs (Ready to Use Theurapeutic Food), maka MPASI Instan difortifikasi dapat diberikan saat anak menderita kasus malnutrisi atau sudah mendekati tahap malnutrisi DAN akses mendapatkan bahan makanan kaya gizi dan spesifik untuk menangani malnutrisinya itu sulit. 

Sulit di di sini bisa 2, bisa sulit karena tidak mampu (kondisi kemiskinan) dan atau sulit mendapatkannya di daerah Ibu tinggal. (key point : RUTFs is NOT for daily diet for healthy baby & easy access to get nutritious food).

Ada kondisi-kondisi di mana Ibu tidak dapat menyiapkan MPASI homemade seperti Ibu sakit , dalam perjalanan dan kondisi2 emergency lainnya. Maka pemberian MPASI Instan adalah salah satu solusi. 

Jangan sampai bayi tidak mendapatkan MPASI yang mencukupi karena Ibu ngotot ingin selalu memberi MPASI homemade. Sama seperti adanya kasus Ibu yang ngotot memberi ASIx padahal bayinya sudah terindikasi kurang asupan.

Ketika Ibu membeli MPASI Instan, berikut ini What To Do Listnya : 

a. Pastikan kemasan tertutup rapat & dalam kondisi baik.

b. BACA LABEL Kemasan :
- Pilih yang tanggal kadaluwarsanya masih cukup lama 
- Baca kandungannya , bandingkan nilai kalori & lainnya dengan merek lainnya, jangan hanya terpengaruh iklan & promosi.

c. Ketika dibuka/sebelum penyajian pertama, pastikan baik bau, tekstur dan rasa tidak ada yang aneh.

d. Ikuti saran penyajian di kemasan. Sama seperti penyajian susu formula, tidak boleh air dikurangi atau ditambah yang akan mengurangi kandungan zat gizinya.

Alinea Penutup, ada 2 kutipan menarik untuk pemerintah & pihak2 yg terkait:

“ Strategies for the control of micronutrient malnutrition

Policy and programme responses include food-based strategies such as 
dietary diversification and food fortification, as well as nutrition education,
public health and food safety measures, and finally supplementation. 
These approaches should be regarded as complementary, with their relative importance
depending on local conditions and the specific mix of local needs. 
Of the three options that are aimed at increasing the intake of micronutrients,
programmes that deliver micronutrient supplements often provide the fastest
improvement in the micronutrient status of individuals or targeted population. Food fortification tends to have a less immediate but nevertheless a
much wider and more sustained impact. Although increasing dietary diversity
is generally regarded as the most desirable and sustainable option, it takes the
longest to implement.”

“Gabrielle Palmer : In common with many others, my vision is of a world where there is egalitarian food security for all; where the majority of humans get their nutrients from their
food (and sunshine); where unbiased public education ensures that families have
the knowledge and skills to feed their children without the need for different or
specially made foods and where government policies protect public health rather
than private profit. “

Keypoint Bagian 5 :

1. Kecenderungan menyukai suatu rasa dibentuk sejak awal kehidupan dan cara pemberian makan awal bayi (MPASI) dapat membentuk bayi/anak menginginkan rasa yang terlalu manis, asin, makanan-minuman rendah nutrisi untuk jangka panjang.

2. Terdapat bukti/evidence bahwa anak2 yang tereskpose/mendapatkan beragam makanan sehat dan alami , di masa mendatang akan memilih sendiri makanan sehat seimbang yang memenuhi kebutuhan nutrisinya.

3. Kemiskinan adalah faktor kunci terjadinya kasus malnutrisi, tapi jangan salah, anak2 yang lahir besar di keluarga yang mampu bahkan kaya juga dapat menerima nutrisi yang tidak tepat/tidak optimal.

4. Sejak beberapa decade terakhir, industri makanan meningkat secara pesat. Harap diingat bahwa ketika para orang tua membeli makanan instant tersebut mereka tidak hanya membayar untuk kandungannya tapi juga untuk pemrosesannya, pengemasannya, penyimpanan, pendistribusian, dan iklan serta biaya2 pemasaran lainnya.

5. MPASI Instan difortifikasi dapat diberikan saat anak menderita kasus malnutrisi atau sudah mendekati tahap malnutrisi DAN akses mendapatkan bahan makanan kaya gizi dan spesifik untuk malnutrisinya itu sulit. Sulit di di sini bisa 2, bisa sulit karena tidak mampu (kondisi kemiskinan) dan atau sulit mendapatkannya di daerah Ibu tinggal. (key point : RUTFs is NOT for daily diet for healthy baby & easy access to get nutritious food).

6. Ada kondisi-kondisi di mana Ibu tidak dapat menyiapkan MPASI homemade seperti Ibu sakit , dalam perjalanan dan kondisi2 emergency lainnya.

7. Ketika Ibu membeli MPASI Instan, perhatikan What To Do Listnya.

Sumber :
1. A discussion paper developed for the International Baby Food Action Network (IBFAN)
by Gabrielle Palmer
2. http://www.cdc.gov/nutrition/everyone/basics/vitamins/iron.html
3. Laporan Riskesdas 2013 Kemenkes RI
4. Laporan Riskesdas 2007 Kemenkes RI
5. Complementary Feeding : Nutrition, Culture & Politics book by Gabrielle Palmer
6. Key message booklet UNICEF 2012
7. Guiding Principle of Complementary Feeding WHO 2010
8. Infant and young child feeding (IYCF) Model Chapter for textbooks for medical students and allied health professionals-WHO
9. Guidelines on food fortification with micronutrients 
10. The Truth About Baby Food jar : http://www.thealphaparent.com/2013/02/the-truth-about-baby-food-jars.html?m=1
11. Cheating Babies: Nutritional Quality and Cost of Commercial Baby Food - Daryth D. Stallone, Ph.D., M.P.H. Michael F. Jacobson, Ph.D. 
12. http://idai.or.id/public-articles/seputar-kesehatan-anak/anemia-defisiensi-besi-pada-bayi-dan-anak.html
13. http://idai.or.id/wp-content/uploads/2013/02/Rekomendasi-IDAI_Suplemen-Zat-Besi.pdf
14. http://aapnews.aappublications.org/content/early/2010/10/05/aapnews.20101005-1.full?rss=1
15. http://ods.od.nih.gov/factsheets/Iron-HealthProfessional/
16. http://www.iom.edu/Global/News%20Announcements/~/media/48FAAA2FD9E74D95BBDA2236E7387B49.ashx
17. http://ods.od.nih.gov/factsheets/Iron-HealthProfessional/
18. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/002461.htm
19. http://ajcn.nutrition.org/content/71/5/1280s.full
20. http://pediatrics.aappublications.org/content/117/4/e779.abstract
21. http://www.bmj.com/content/343/bmj.d7157
22.https://www.acog.org/Resources_And_Publications/Committee_Opinions/Committee_on_Obstetric_Practice/Timing_of_Umbilical_Cord_Clamping_After_Birth

Dari : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10203221983616279&set=a.1070999501093.13218.1409280466&type=1 oleh : Fatimah Berliana Monika Purba

MPASI INSTAN vs HOMEMADE Bagian 4 (dari 5 Bagian)

Bagian 4
Serba-Serbi MPASI , dengan fokus pada kandungan zat besi MPASI 


Ilmu mengenai MPASI sangat penting untuk dikuasai para Ibu jauh2 hari SEBELUM MPASI dimulai. Supaya Ibu paham serba-serbi MPASI yang dimulai sejak dari penyiapan hingga pemberiannya pada bayi. Harap diingat MPASI adalah Makanan Pendamping ASI atau complementary food, jadi Ibu perlu paham seberapa banyak pemberian porsi MPASI sesuai usia bayi. 

ASI adalah asupan utama bayi HINGGA bayi berusia 1 tahun. Karena, sering terjadi porsi MPASI melebihi kapasitas yang seharusnya diterima bayi, sehingga MPASI bukannya menjadi Makanan pendamping ASI tapi menjadi Pengganti ASI / Breastmilk Substitutes. Salah pemberian menu MPASI yang miskin gizi juga dapat membuat bayi kenyang lebih lama dan malas menyusu, contohnya Ibu terlalu banyak memberikan jus buah, kuah sup, dll. Selain itu, “ajaran” turun temurun dan mitos2 yang salah mengenai MPASI, misalnya pemberian protein hewani paling cepat di usia 8-9 bulan, padahal pemberian MPASI kaya zat besi dimulai sesegera mungkin saat MPASI dimulai.

Mengutip dari AAP :
“One recommendation may change the order in which solid foods are introduced. Traditionally, iron-rich meat is the last food introduced to infants, preceded by cereal, fruits and vegetables. This sequence, however, has not been scientifically tested. Dr. Baker said that food order should be reversed. Red meat and vegetables with higher iron content should be introduced into the baby’s diet early on, perhaps at 6 months of age.”

Prinsip Dasar MPASI menurut IYCF WHO & UNICEF

Prinsip dasar utama MPASI adalah : Age, Frequency, Amount, Texture, Variety, Active/Responsive dan Hygiene . Agar gampang diingat kita singkat jadi AFATVAH.

1. Age / Usia
Pemberian MPASI dimulai saat usia 6 bulan, alasannya sudah saya berikan link tulisan saya sebelumnya (Bahaya Pemberian MPASI Dini dan Menundanya).

2. Frekuensi
Mengenai Frekuensi, ada perbedaan mengenai Frekuensi berdasarkan sumber dari Guiding Principle of Complementary Feeding WHO vs UNICEF. Berdasarkan Guiding Principle of Complementary Feeding WHO, Frekuensi Pemberian MPASI sbb :

Usia 6-8 bulan : 2-3 kali per hari
Usia 9-11 bulan : 3-4 kali per hari
Usia 1 tahun – 2 tahun : 3-4 kali per hari dengan tambahan snack 1-2 kali per hari sesuai keinginan bayi (snack yang dianjurkan bisa potongan buah, roti, dll).

Sementara panduan UNICEF & IYCF sbb :

Usia 6 bulan (saat mulai MPASI) : 2-3 x
Usia 6-9 bulan : 2-3 x , dapat ditawarkan snack 1-2 x
>9 bulan : 3-4 x , dengan snack 1-2 x

Jadi perbedaannya pada pemberian snack, di anjuran Guiding Principle of Complementary Feeding WHO tidak ada penawaran snack sebelum usia 1 tahun , mengacu pada penjelasan sebelumnya bahwa ASI adalah yang utama hingga bayi usia setahun, maka penawaran snack maka akan mengurangi frekuensi menyusu bayi.

Ada yang bertanya pada saya apakah pemberian jus buah baik untuk MPASI? Kembali ke prinsip bahwa hingga usia 1 tahun ASI yang utama, pemberian banyak cairan lain selain ASI dan apalagi diberikan saat seharusnya memberikan MPASI padat gizi beresiko untuk bayi. Bayi akan malas menyusu serta tidak didapatkan nutrisi yang mencukupi dari MPASI.

3. Amount / Banyaknya makanan per penyajian.
Prinsipnya bertingkat, panduannya :
Usia 6 bulan saat baru mulai MPASI : 2-3 sendokmakan (sdm)
Usia 6-9 bulan : tingkatkan bertahap hingga mencapai setengah mangkuk kapasitas 250ml 
Usia 9-12 bulan : setengah mangkuk kapasitas 250ml 
Usia 1tahun – 2 tahun : ¾ hingga 1 mangkuk kapasitas 250 ml

4. Texture / tekstur MPASI.
Prinsipnya sama dengan Amount, yaitu berikan bertahap, hati2 jangan terlalu cepat/memaksa dan juga jangan terlambat naik tekstur.
Usia 6 bulan saat baru mulai MPASI : bubur kental
Usia 6-9 bulan : bubur kental / puree, bertahap naik ke tim saring , dan pengenalan finger food di usia 8-9 bulan
Usia 9-12 bulan : Makanan cincang halus, Nasi tim tanpa disaring, finger food
Usia > 1 tahun : Table food / makanan keluarga , jangan lupa bahan makanan tertentu tetap dipotong kecil2 / dicincang seperti daging

5. Variety / Keragaman jenis makanan
Nah, point ini sangat penting apalagi sehubungan dengan fokus pembahasan tulisan ini mengenai kekurangan micronutrient seperti zat besi.

Kenapa harus beragam? Karena setiap bahan makanan tidak akan memberikan kandungan gizi sempurna yang dibutuhkan tubuh, jadi dalam setiap porsi makanan berikan makanan yang bervariasi ( khusus pada kandungan zat besi akan dibahas terpisah mengenai jenis makanan heme dan non heme, enhancer/yang membantu penyerapan dan inhibitor/yang menghambat penyerapannya) . 

Mengenai 4 days rule, saya pribadi merasa tidak perlu saklek ya. Yang utama perhatikan riwayat alergi makanan di keluarga terutama Ayah Ibu. Kemudian kenalkan bahan makanan tunggal di awal, bila sehari 2 hari tidak ada masalah ya segera kenalkan bahan makanan lainnya. 

Sangat baik Ibu memiliki Food Diary dan ditaruh di kulkas/yang terjangkau sehingga bila bukan Ibu yang menyiapkan, panduannya do’s and don’ts nya ada. Penekanan pencatatan di Food Diary mengenai bahan makanan kaya zat besi juga perlu diperhatikan ya, salah satu efeknya bayi bisa sembelit bila bayi mendapatkan zat besi terlalu banyak (apalagi bila bayi pun masih menerima suplementasi zat besi).

6. ACTIVE/RESPONSIVE. 
Pembentukan pola makan yang baik dimulai sedini mungkin, sebagian sudah saya tulis di bagaian 3 : Food is more than nutrition. Ketika bayi GTM, cari penyebabnya dan atasi seperti mencoba menu lain, perhatikan apakah bayi merasa dipaksa makan, suasana makan tidak nyaman atau malah bayi terbiasa digendong jalan2 di keramaian yang membuat bayi terganggu (tidak jarang anak disuapi sambil lari2 dan bermain dan merasa tidak sedang makan).

Mengenai pros dan cons metoda BLW (Baby Led Weaning) sudah pernah saya tulis :
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10202846830877695&set=pb.1409280466.-2207520000.1393112844.&type=3&theaterQuote :
Terdapat kekhawatiran bahwa Metoda BLW dapat menyebabkan bayi : 
a. Tidak mendapatkan cukup zat besi
b. Beresiko lebih besar untuk tersedak (choke, bukan hanya gag ya, ada penelitiannya di comments di link di atas)
c. Tidak mendapat cukup makanan untuk tumbuh dengan baik

7. Hygiene
Mengenai higinitas sudah saya singgung sedikit di bagian sebelumnya, termasuk tersedianya akses akan air bersih untuk cuci tangan, persiapan , pemasakan dan penyajian MPASI.
Jangan lupa pilih bahan makanan yang segar, tidak mengandung bahan toksik&berbahaya, perhatikan juga penyimpanan makanan dan bahan makanan, serta proses memasak yang benar sesuai jenis bahan makanannya. Misal sayur tidak dimasak terlalu lama, daging dipastikan masak dengan suhu yang tepat hingga matang, dll. 

Mungkin tertarik baca soal Toksoplasma (ada sedikit pembahasan mengenai memasak daging di tulisan saya ini :

http://pranikah.org/pranikah/kenal-lebih-dekat-dengan-toksoplasma/ )

Seputar kandungan zat besi dalam makanan

Zat besi adalah salah satu mineral yang fungsinya sangat vital bagi tubuh mansia. Zat besi berperan dalam proses pembentukan hemoglobin (hemoglobin adalah protein di sel darah merah yang membawa oksigen). Hampir 2/3 zat besi dalam tubuh terdapat di dalam hemoglobin. Zat besi dalam jumlah kecil terdapat di myoglobin (myoglobin adalah protein yang mensupplai oksigen ke otot).

Ada 2 jenis zat besi yaitu heme iron dan non heme iron. 
Heme iron dapat ditemukan dalam daging yang secara asalnya mengandung hemoglobin seperti daging merah, ikan dan unggas. Sementara non heme iron banyak ditemukan pada tanaman (buah dan sayur). 

Bisakah hanya mengejar kebutuhan zat besi dari non heme iron saja? Tidak, karena zat besi dalam non-heme iron hanya sedikit diserap tubuh dibandingkan dengan heme iron yang dapat mencapai penyerapan sebesar 3x lipat lebih banyak dari non heme iron. Jangan lupa banyak faktor yang mempengaruhi penyerapan seperti status kadar besi dalam tubuh seseorang, juga makanan yang berfungsi sebagai enhancer (membantu penyerapan) atau inhibitor (menghambat penyerapan) yang akan saya jelaskan sedikit setelah daftar bahan makanan heme dan non heme iron ini.

Daftar bahan makanan heme iron (saya pilih beberapa saja, tabel lengkap bisa buka link di daftar sumber) :

Berhubung saya tidak tampilkan dalam bentuk tabel, urutannya: nama makanan, miligram zat besi per penyajian, % DV/Daily Value. DV untuk zat besi 18 miligram (untuk bayi 6-12 bulan sudah disebutkan sebelumnya yaitu 11 miligram per hari). Bila DV kurang dari 5% artinya kandungan zat besinya rendah, DV 10-19% kandungannya baik dan DV >20% artinya kaya zat besi. 1 ounces = 1 oz = 28,35 gr.

1. Hati ayam 3 oz – 11 mg – 61%
2. Tiram 3 oz – 5,7 mg – 32 %
3. Hati sapi 3 oz – 52 mg – 29%
4. Daging sapi tanpa lemak 3 oz – 3,1 mg – 17%
5. Daging sapi giling sedikit lemak 3 oz – 2 mg – 11 %
6. Ikan tuna 3 oz – 1,3 mg – 9%
7. Daging ayam 3 oz – 1,1 mg – 6%
8. Udang 4 buah besar – 0,3 mg – 2%

Daftar bahan makanan non-heme iron
1. Kacang kedelai 1 cup – 8,8 mg – 48%
2. Lentil 1 cup – 6,6 mg – 37 %
3. Beans-golonga kacang2an 1 cup – 5,2 gr – 29%
4. Tahu ½ cup – 3,4 mg – 19%
5. Sayur bayam ½ cup – 3,2 mg – 18%
6. Kismis tanpa biji ½ cup – 1,6 mg – 9%
7. Roti putih 1 potong – 0,9 mg -5%
8. Roti gandum 1 potong – 0,7 mg – 4%

Iron enhancers / Bahan makanan&hal2 yang membantu penyerapan zat besi

a. Vitamin C adalah enhancer yang paling baik (dan mudah didapat juga). 
Kombinasikan pemberian makanan heme, non heme dan Vitamin C. Misalnya daging sapi, sayur bayam dan potongan tomat, jambu,kiwi, dll yang kaya vitamin C. Atau peras lemon / jeruk di atas potongan daging sapi/ayam/seafoodnya. Silahkan explore ya..Menu orang bule sejak turun temurun banyak menggunakan perasan lemon di atas laukpauknya yang ternyata kebiasaan yang tepat dan baik sekali.

b. Proses fermentasi . Contohnya tempe.
c. Memasak dalam panci / pan berbahan besi

Iron inhibitors / Penghambat penyerapan zat besi

a. Senyawa phenolic/polifenol yang mengikat zat besi jadi mengurangi penyerapan zat besi dalam tubuh. Beberapa diantaranya adalah teh, kopi, cocoa, jadi sangat tidak disarankan bayi & anak2 minum 3 hal ini apalagi dalam jumlah berlebihan. Teh dapat mengurangi penyerapan zat besi hingga 60 % sementara kopi mengurangi penyerapan zat besi hingga 40 % selain itu membuat bayi berkurang frekuensi menyusunya. Beberapa rempah juga merupakan senyawa phenolic seperti oregano (bumbu pizza, pasta, dll). Juga segolongan sayuran seperti kacang panjang.

b. Kalsium. Segelas susu yang diminum saat makan dapat mengurangi penyerapan zat besi hingga 50%. Susu segar tidak boleh diberikan pada anak <1 tahun karena dapat menyebabkan masalah pada pencernaan (intestine bleeding). Selain itu terlalu banyak minum susu juga mengurangi nafsu makan, selain menyebabkan anak menderita ADB.

c. Pytates yang biasanya terdapat di cereal dan oat.

Key Point Bagian 4 :

1. Porsi MPASI tidak boleh melebihi kapasitas yang seharusnya diterima bayi, sehingga MPASI bukannya menjadi Makanan pendamping ASI tapi menjadi Pengganti ASI / Breastmilk Substitutes . ASI yang UTAMA hingga bayi usia 1 tahun.

2. Pemberian MPASI kaya zat besi dimulai sesegera mungkin saat MPASI dimulai.

3. Prinsip dasar utama MPASI adalah : Age, Frequency, Amount, Texture, Variety, Active/Responsive dan Hygiene . Agar gampang diingat kita singkat jadi AFATVAH.

4. Ada 2 jenis zat besi dalam makanan, yaitu heme iron dan non heme iron. 
Heme iron dapat ditemukan dalam daging yang secara asalnya mengandung hemoglobin seperti daging merah, ikan dan unggas. Sementara non heme iron banyak ditemukan pada tanaman (buah dan sayur). 

5. Zat besi dalam non-heme iron hanya sedikit diserap tubuh dibandingkan dengan heme iron yang dapat mencapai penyerapan sebesar 3x lipat lebih banyak dari non heme iron. 

6. Padukan dengan Iron enhancers / Bahan makanan&hal2 yang membantu penyerapan zat besi

7. Hindari Iron inhibitors / Penghambat penyerapan zat besi


Sumber :
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10203221299919187&id=1409280466
oleh : Fatimah Berliana Monika Purba