Bagian 4
Serba-Serbi MPASI , dengan fokus pada kandungan zat besi MPASI
Ilmu mengenai MPASI sangat penting untuk dikuasai para Ibu jauh2 hari SEBELUM MPASI dimulai. Supaya Ibu paham serba-serbi MPASI yang dimulai sejak dari penyiapan hingga pemberiannya pada bayi. Harap diingat MPASI adalah Makanan Pendamping ASI atau complementary food, jadi Ibu perlu paham seberapa banyak pemberian porsi MPASI sesuai usia bayi.
ASI adalah asupan utama bayi HINGGA bayi berusia 1 tahun. Karena, sering terjadi porsi MPASI melebihi kapasitas yang seharusnya diterima bayi, sehingga MPASI bukannya menjadi Makanan pendamping ASI tapi menjadi Pengganti ASI / Breastmilk Substitutes. Salah pemberian menu MPASI yang miskin gizi juga dapat membuat bayi kenyang lebih lama dan malas menyusu, contohnya Ibu terlalu banyak memberikan jus buah, kuah sup, dll. Selain itu, “ajaran” turun temurun dan mitos2 yang salah mengenai MPASI, misalnya pemberian protein hewani paling cepat di usia 8-9 bulan, padahal pemberian MPASI kaya zat besi dimulai sesegera mungkin saat MPASI dimulai.
Mengutip dari AAP :
“One recommendation may change the order in which solid foods are introduced. Traditionally, iron-rich meat is the last food introduced to infants, preceded by cereal, fruits and vegetables. This sequence, however, has not been scientifically tested. Dr. Baker said that food order should be reversed. Red meat and vegetables with higher iron content should be introduced into the baby’s diet early on, perhaps at 6 months of age.”
Prinsip Dasar MPASI menurut IYCF WHO & UNICEF
Prinsip dasar utama MPASI adalah : Age, Frequency, Amount, Texture, Variety, Active/Responsive dan Hygiene . Agar gampang diingat kita singkat jadi AFATVAH.
1. Age / Usia
Pemberian MPASI dimulai saat usia 6 bulan, alasannya sudah saya berikan link tulisan saya sebelumnya (Bahaya Pemberian MPASI Dini dan Menundanya).
2. Frekuensi
Mengenai Frekuensi, ada perbedaan mengenai Frekuensi berdasarkan sumber dari Guiding Principle of Complementary Feeding WHO vs UNICEF. Berdasarkan Guiding Principle of Complementary Feeding WHO, Frekuensi Pemberian MPASI sbb :
Usia 6-8 bulan : 2-3 kali per hari
Usia 9-11 bulan : 3-4 kali per hari
Usia 1 tahun – 2 tahun : 3-4 kali per hari dengan tambahan snack 1-2 kali per hari sesuai keinginan bayi (snack yang dianjurkan bisa potongan buah, roti, dll).
Sementara panduan UNICEF & IYCF sbb :
Usia 6 bulan (saat mulai MPASI) : 2-3 x
Usia 6-9 bulan : 2-3 x , dapat ditawarkan snack 1-2 x
>9 bulan : 3-4 x , dengan snack 1-2 x
Jadi perbedaannya pada pemberian snack, di anjuran Guiding Principle of Complementary Feeding WHO tidak ada penawaran snack sebelum usia 1 tahun , mengacu pada penjelasan sebelumnya bahwa ASI adalah yang utama hingga bayi usia setahun, maka penawaran snack maka akan mengurangi frekuensi menyusu bayi.
Ada yang bertanya pada saya apakah pemberian jus buah baik untuk MPASI? Kembali ke prinsip bahwa hingga usia 1 tahun ASI yang utama, pemberian banyak cairan lain selain ASI dan apalagi diberikan saat seharusnya memberikan MPASI padat gizi beresiko untuk bayi. Bayi akan malas menyusu serta tidak didapatkan nutrisi yang mencukupi dari MPASI.
3. Amount / Banyaknya makanan per penyajian.
Prinsipnya bertingkat, panduannya :
Usia 6 bulan saat baru mulai MPASI : 2-3 sendokmakan (sdm)
Usia 6-9 bulan : tingkatkan bertahap hingga mencapai setengah mangkuk kapasitas 250ml
Usia 9-12 bulan : setengah mangkuk kapasitas 250ml
Usia 1tahun – 2 tahun : ¾ hingga 1 mangkuk kapasitas 250 ml
4. Texture / tekstur MPASI.
Prinsipnya sama dengan Amount, yaitu berikan bertahap, hati2 jangan terlalu cepat/memaksa dan juga jangan terlambat naik tekstur.
Usia 6 bulan saat baru mulai MPASI : bubur kental
Usia 6-9 bulan : bubur kental / puree, bertahap naik ke tim saring , dan pengenalan finger food di usia 8-9 bulan
Usia 9-12 bulan : Makanan cincang halus, Nasi tim tanpa disaring, finger food
Usia > 1 tahun : Table food / makanan keluarga , jangan lupa bahan makanan tertentu tetap dipotong kecil2 / dicincang seperti daging
5. Variety / Keragaman jenis makanan
Nah, point ini sangat penting apalagi sehubungan dengan fokus pembahasan tulisan ini mengenai kekurangan micronutrient seperti zat besi.
Kenapa harus beragam? Karena setiap bahan makanan tidak akan memberikan kandungan gizi sempurna yang dibutuhkan tubuh, jadi dalam setiap porsi makanan berikan makanan yang bervariasi ( khusus pada kandungan zat besi akan dibahas terpisah mengenai jenis makanan heme dan non heme, enhancer/yang membantu penyerapan dan inhibitor/yang menghambat penyerapannya) .
Mengenai 4 days rule, saya pribadi merasa tidak perlu saklek ya. Yang utama perhatikan riwayat alergi makanan di keluarga terutama Ayah Ibu. Kemudian kenalkan bahan makanan tunggal di awal, bila sehari 2 hari tidak ada masalah ya segera kenalkan bahan makanan lainnya.
Sangat baik Ibu memiliki Food Diary dan ditaruh di kulkas/yang terjangkau sehingga bila bukan Ibu yang menyiapkan, panduannya do’s and don’ts nya ada. Penekanan pencatatan di Food Diary mengenai bahan makanan kaya zat besi juga perlu diperhatikan ya, salah satu efeknya bayi bisa sembelit bila bayi mendapatkan zat besi terlalu banyak (apalagi bila bayi pun masih menerima suplementasi zat besi).
6. ACTIVE/RESPONSIVE.
Pembentukan pola makan yang baik dimulai sedini mungkin, sebagian sudah saya tulis di bagaian 3 : Food is more than nutrition. Ketika bayi GTM, cari penyebabnya dan atasi seperti mencoba menu lain, perhatikan apakah bayi merasa dipaksa makan, suasana makan tidak nyaman atau malah bayi terbiasa digendong jalan2 di keramaian yang membuat bayi terganggu (tidak jarang anak disuapi sambil lari2 dan bermain dan merasa tidak sedang makan).
Mengenai pros dan cons metoda BLW (Baby Led Weaning) sudah pernah saya tulis :
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10202846830877695&set=pb.1409280466.-2207520000.1393112844.&type=3&theaterQuote :
Terdapat kekhawatiran bahwa Metoda BLW dapat menyebabkan bayi :
a. Tidak mendapatkan cukup zat besi
b. Beresiko lebih besar untuk tersedak (choke, bukan hanya gag ya, ada penelitiannya di comments di link di atas)
c. Tidak mendapat cukup makanan untuk tumbuh dengan baik
7. Hygiene
Mengenai higinitas sudah saya singgung sedikit di bagian sebelumnya, termasuk tersedianya akses akan air bersih untuk cuci tangan, persiapan , pemasakan dan penyajian MPASI.
Jangan lupa pilih bahan makanan yang segar, tidak mengandung bahan toksik&berbahaya, perhatikan juga penyimpanan makanan dan bahan makanan, serta proses memasak yang benar sesuai jenis bahan makanannya. Misal sayur tidak dimasak terlalu lama, daging dipastikan masak dengan suhu yang tepat hingga matang, dll.
Mungkin tertarik baca soal Toksoplasma (ada sedikit pembahasan mengenai memasak daging di tulisan saya ini :
http://pranikah.org/pranikah/kenal-lebih-dekat-dengan-toksoplasma/ )
Seputar kandungan zat besi dalam makanan
Zat besi adalah salah satu mineral yang fungsinya sangat vital bagi tubuh mansia. Zat besi berperan dalam proses pembentukan hemoglobin (hemoglobin adalah protein di sel darah merah yang membawa oksigen). Hampir 2/3 zat besi dalam tubuh terdapat di dalam hemoglobin. Zat besi dalam jumlah kecil terdapat di myoglobin (myoglobin adalah protein yang mensupplai oksigen ke otot).
Ada 2 jenis zat besi yaitu heme iron dan non heme iron.
Heme iron dapat ditemukan dalam daging yang secara asalnya mengandung hemoglobin seperti daging merah, ikan dan unggas. Sementara non heme iron banyak ditemukan pada tanaman (buah dan sayur).
Bisakah hanya mengejar kebutuhan zat besi dari non heme iron saja? Tidak, karena zat besi dalam non-heme iron hanya sedikit diserap tubuh dibandingkan dengan heme iron yang dapat mencapai penyerapan sebesar 3x lipat lebih banyak dari non heme iron. Jangan lupa banyak faktor yang mempengaruhi penyerapan seperti status kadar besi dalam tubuh seseorang, juga makanan yang berfungsi sebagai enhancer (membantu penyerapan) atau inhibitor (menghambat penyerapan) yang akan saya jelaskan sedikit setelah daftar bahan makanan heme dan non heme iron ini.
Daftar bahan makanan heme iron (saya pilih beberapa saja, tabel lengkap bisa buka link di daftar sumber) :
Berhubung saya tidak tampilkan dalam bentuk tabel, urutannya: nama makanan, miligram zat besi per penyajian, % DV/Daily Value. DV untuk zat besi 18 miligram (untuk bayi 6-12 bulan sudah disebutkan sebelumnya yaitu 11 miligram per hari). Bila DV kurang dari 5% artinya kandungan zat besinya rendah, DV 10-19% kandungannya baik dan DV >20% artinya kaya zat besi. 1 ounces = 1 oz = 28,35 gr.
1. Hati ayam 3 oz – 11 mg – 61%
2. Tiram 3 oz – 5,7 mg – 32 %
3. Hati sapi 3 oz – 52 mg – 29%
4. Daging sapi tanpa lemak 3 oz – 3,1 mg – 17%
5. Daging sapi giling sedikit lemak 3 oz – 2 mg – 11 %
6. Ikan tuna 3 oz – 1,3 mg – 9%
7. Daging ayam 3 oz – 1,1 mg – 6%
8. Udang 4 buah besar – 0,3 mg – 2%
Daftar bahan makanan non-heme iron
1. Kacang kedelai 1 cup – 8,8 mg – 48%
2. Lentil 1 cup – 6,6 mg – 37 %
3. Beans-golonga kacang2an 1 cup – 5,2 gr – 29%
4. Tahu ½ cup – 3,4 mg – 19%
5. Sayur bayam ½ cup – 3,2 mg – 18%
6. Kismis tanpa biji ½ cup – 1,6 mg – 9%
7. Roti putih 1 potong – 0,9 mg -5%
8. Roti gandum 1 potong – 0,7 mg – 4%
Iron enhancers / Bahan makanan&hal2 yang membantu penyerapan zat besi
a. Vitamin C adalah enhancer yang paling baik (dan mudah didapat juga).
Kombinasikan pemberian makanan heme, non heme dan Vitamin C. Misalnya daging sapi, sayur bayam dan potongan tomat, jambu,kiwi, dll yang kaya vitamin C. Atau peras lemon / jeruk di atas potongan daging sapi/ayam/seafoodnya. Silahkan explore ya..Menu orang bule sejak turun temurun banyak menggunakan perasan lemon di atas laukpauknya yang ternyata kebiasaan yang tepat dan baik sekali.
b. Proses fermentasi . Contohnya tempe.
c. Memasak dalam panci / pan berbahan besi
Iron inhibitors / Penghambat penyerapan zat besi
a. Senyawa phenolic/polifenol yang mengikat zat besi jadi mengurangi penyerapan zat besi dalam tubuh. Beberapa diantaranya adalah teh, kopi, cocoa, jadi sangat tidak disarankan bayi & anak2 minum 3 hal ini apalagi dalam jumlah berlebihan. Teh dapat mengurangi penyerapan zat besi hingga 60 % sementara kopi mengurangi penyerapan zat besi hingga 40 % selain itu membuat bayi berkurang frekuensi menyusunya. Beberapa rempah juga merupakan senyawa phenolic seperti oregano (bumbu pizza, pasta, dll). Juga segolongan sayuran seperti kacang panjang.
b. Kalsium. Segelas susu yang diminum saat makan dapat mengurangi penyerapan zat besi hingga 50%. Susu segar tidak boleh diberikan pada anak <1 tahun karena dapat menyebabkan masalah pada pencernaan (intestine bleeding). Selain itu terlalu banyak minum susu juga mengurangi nafsu makan, selain menyebabkan anak menderita ADB.
c. Pytates yang biasanya terdapat di cereal dan oat.
Key Point Bagian 4 :
1. Porsi MPASI tidak boleh melebihi kapasitas yang seharusnya diterima bayi, sehingga MPASI bukannya menjadi Makanan pendamping ASI tapi menjadi Pengganti ASI / Breastmilk Substitutes . ASI yang UTAMA hingga bayi usia 1 tahun.
2. Pemberian MPASI kaya zat besi dimulai sesegera mungkin saat MPASI dimulai.
3. Prinsip dasar utama MPASI adalah : Age, Frequency, Amount, Texture, Variety, Active/Responsive dan Hygiene . Agar gampang diingat kita singkat jadi AFATVAH.
4. Ada 2 jenis zat besi dalam makanan, yaitu heme iron dan non heme iron.
Heme iron dapat ditemukan dalam daging yang secara asalnya mengandung hemoglobin seperti daging merah, ikan dan unggas. Sementara non heme iron banyak ditemukan pada tanaman (buah dan sayur).
5. Zat besi dalam non-heme iron hanya sedikit diserap tubuh dibandingkan dengan heme iron yang dapat mencapai penyerapan sebesar 3x lipat lebih banyak dari non heme iron.
6. Padukan dengan Iron enhancers / Bahan makanan&hal2 yang membantu penyerapan zat besi
7. Hindari Iron inhibitors / Penghambat penyerapan zat besi
Sumber :
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10203221299919187&id=1409280466
oleh : Fatimah Berliana Monika Purba
Serba-Serbi MPASI , dengan fokus pada kandungan zat besi MPASI
Ilmu mengenai MPASI sangat penting untuk dikuasai para Ibu jauh2 hari SEBELUM MPASI dimulai. Supaya Ibu paham serba-serbi MPASI yang dimulai sejak dari penyiapan hingga pemberiannya pada bayi. Harap diingat MPASI adalah Makanan Pendamping ASI atau complementary food, jadi Ibu perlu paham seberapa banyak pemberian porsi MPASI sesuai usia bayi.
ASI adalah asupan utama bayi HINGGA bayi berusia 1 tahun. Karena, sering terjadi porsi MPASI melebihi kapasitas yang seharusnya diterima bayi, sehingga MPASI bukannya menjadi Makanan pendamping ASI tapi menjadi Pengganti ASI / Breastmilk Substitutes. Salah pemberian menu MPASI yang miskin gizi juga dapat membuat bayi kenyang lebih lama dan malas menyusu, contohnya Ibu terlalu banyak memberikan jus buah, kuah sup, dll. Selain itu, “ajaran” turun temurun dan mitos2 yang salah mengenai MPASI, misalnya pemberian protein hewani paling cepat di usia 8-9 bulan, padahal pemberian MPASI kaya zat besi dimulai sesegera mungkin saat MPASI dimulai.
Mengutip dari AAP :
“One recommendation may change the order in which solid foods are introduced. Traditionally, iron-rich meat is the last food introduced to infants, preceded by cereal, fruits and vegetables. This sequence, however, has not been scientifically tested. Dr. Baker said that food order should be reversed. Red meat and vegetables with higher iron content should be introduced into the baby’s diet early on, perhaps at 6 months of age.”
Prinsip Dasar MPASI menurut IYCF WHO & UNICEF
Prinsip dasar utama MPASI adalah : Age, Frequency, Amount, Texture, Variety, Active/Responsive dan Hygiene . Agar gampang diingat kita singkat jadi AFATVAH.
1. Age / Usia
Pemberian MPASI dimulai saat usia 6 bulan, alasannya sudah saya berikan link tulisan saya sebelumnya (Bahaya Pemberian MPASI Dini dan Menundanya).
2. Frekuensi
Mengenai Frekuensi, ada perbedaan mengenai Frekuensi berdasarkan sumber dari Guiding Principle of Complementary Feeding WHO vs UNICEF. Berdasarkan Guiding Principle of Complementary Feeding WHO, Frekuensi Pemberian MPASI sbb :
Usia 6-8 bulan : 2-3 kali per hari
Usia 9-11 bulan : 3-4 kali per hari
Usia 1 tahun – 2 tahun : 3-4 kali per hari dengan tambahan snack 1-2 kali per hari sesuai keinginan bayi (snack yang dianjurkan bisa potongan buah, roti, dll).
Sementara panduan UNICEF & IYCF sbb :
Usia 6 bulan (saat mulai MPASI) : 2-3 x
Usia 6-9 bulan : 2-3 x , dapat ditawarkan snack 1-2 x
>9 bulan : 3-4 x , dengan snack 1-2 x
Jadi perbedaannya pada pemberian snack, di anjuran Guiding Principle of Complementary Feeding WHO tidak ada penawaran snack sebelum usia 1 tahun , mengacu pada penjelasan sebelumnya bahwa ASI adalah yang utama hingga bayi usia setahun, maka penawaran snack maka akan mengurangi frekuensi menyusu bayi.
Ada yang bertanya pada saya apakah pemberian jus buah baik untuk MPASI? Kembali ke prinsip bahwa hingga usia 1 tahun ASI yang utama, pemberian banyak cairan lain selain ASI dan apalagi diberikan saat seharusnya memberikan MPASI padat gizi beresiko untuk bayi. Bayi akan malas menyusu serta tidak didapatkan nutrisi yang mencukupi dari MPASI.
3. Amount / Banyaknya makanan per penyajian.
Prinsipnya bertingkat, panduannya :
Usia 6 bulan saat baru mulai MPASI : 2-3 sendokmakan (sdm)
Usia 6-9 bulan : tingkatkan bertahap hingga mencapai setengah mangkuk kapasitas 250ml
Usia 9-12 bulan : setengah mangkuk kapasitas 250ml
Usia 1tahun – 2 tahun : ¾ hingga 1 mangkuk kapasitas 250 ml
4. Texture / tekstur MPASI.
Prinsipnya sama dengan Amount, yaitu berikan bertahap, hati2 jangan terlalu cepat/memaksa dan juga jangan terlambat naik tekstur.
Usia 6 bulan saat baru mulai MPASI : bubur kental
Usia 6-9 bulan : bubur kental / puree, bertahap naik ke tim saring , dan pengenalan finger food di usia 8-9 bulan
Usia 9-12 bulan : Makanan cincang halus, Nasi tim tanpa disaring, finger food
Usia > 1 tahun : Table food / makanan keluarga , jangan lupa bahan makanan tertentu tetap dipotong kecil2 / dicincang seperti daging
5. Variety / Keragaman jenis makanan
Nah, point ini sangat penting apalagi sehubungan dengan fokus pembahasan tulisan ini mengenai kekurangan micronutrient seperti zat besi.
Kenapa harus beragam? Karena setiap bahan makanan tidak akan memberikan kandungan gizi sempurna yang dibutuhkan tubuh, jadi dalam setiap porsi makanan berikan makanan yang bervariasi ( khusus pada kandungan zat besi akan dibahas terpisah mengenai jenis makanan heme dan non heme, enhancer/yang membantu penyerapan dan inhibitor/yang menghambat penyerapannya) .
Mengenai 4 days rule, saya pribadi merasa tidak perlu saklek ya. Yang utama perhatikan riwayat alergi makanan di keluarga terutama Ayah Ibu. Kemudian kenalkan bahan makanan tunggal di awal, bila sehari 2 hari tidak ada masalah ya segera kenalkan bahan makanan lainnya.
Sangat baik Ibu memiliki Food Diary dan ditaruh di kulkas/yang terjangkau sehingga bila bukan Ibu yang menyiapkan, panduannya do’s and don’ts nya ada. Penekanan pencatatan di Food Diary mengenai bahan makanan kaya zat besi juga perlu diperhatikan ya, salah satu efeknya bayi bisa sembelit bila bayi mendapatkan zat besi terlalu banyak (apalagi bila bayi pun masih menerima suplementasi zat besi).
6. ACTIVE/RESPONSIVE.
Pembentukan pola makan yang baik dimulai sedini mungkin, sebagian sudah saya tulis di bagaian 3 : Food is more than nutrition. Ketika bayi GTM, cari penyebabnya dan atasi seperti mencoba menu lain, perhatikan apakah bayi merasa dipaksa makan, suasana makan tidak nyaman atau malah bayi terbiasa digendong jalan2 di keramaian yang membuat bayi terganggu (tidak jarang anak disuapi sambil lari2 dan bermain dan merasa tidak sedang makan).
Mengenai pros dan cons metoda BLW (Baby Led Weaning) sudah pernah saya tulis :
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10202846830877695&set=pb.1409280466.-2207520000.1393112844.&type=3&theaterQuote :
Terdapat kekhawatiran bahwa Metoda BLW dapat menyebabkan bayi :
a. Tidak mendapatkan cukup zat besi
b. Beresiko lebih besar untuk tersedak (choke, bukan hanya gag ya, ada penelitiannya di comments di link di atas)
c. Tidak mendapat cukup makanan untuk tumbuh dengan baik
7. Hygiene
Mengenai higinitas sudah saya singgung sedikit di bagian sebelumnya, termasuk tersedianya akses akan air bersih untuk cuci tangan, persiapan , pemasakan dan penyajian MPASI.
Jangan lupa pilih bahan makanan yang segar, tidak mengandung bahan toksik&berbahaya, perhatikan juga penyimpanan makanan dan bahan makanan, serta proses memasak yang benar sesuai jenis bahan makanannya. Misal sayur tidak dimasak terlalu lama, daging dipastikan masak dengan suhu yang tepat hingga matang, dll.
Mungkin tertarik baca soal Toksoplasma (ada sedikit pembahasan mengenai memasak daging di tulisan saya ini :
http://pranikah.org/pranikah/kenal-lebih-dekat-dengan-toksoplasma/ )
Seputar kandungan zat besi dalam makanan
Zat besi adalah salah satu mineral yang fungsinya sangat vital bagi tubuh mansia. Zat besi berperan dalam proses pembentukan hemoglobin (hemoglobin adalah protein di sel darah merah yang membawa oksigen). Hampir 2/3 zat besi dalam tubuh terdapat di dalam hemoglobin. Zat besi dalam jumlah kecil terdapat di myoglobin (myoglobin adalah protein yang mensupplai oksigen ke otot).
Ada 2 jenis zat besi yaitu heme iron dan non heme iron.
Heme iron dapat ditemukan dalam daging yang secara asalnya mengandung hemoglobin seperti daging merah, ikan dan unggas. Sementara non heme iron banyak ditemukan pada tanaman (buah dan sayur).
Bisakah hanya mengejar kebutuhan zat besi dari non heme iron saja? Tidak, karena zat besi dalam non-heme iron hanya sedikit diserap tubuh dibandingkan dengan heme iron yang dapat mencapai penyerapan sebesar 3x lipat lebih banyak dari non heme iron. Jangan lupa banyak faktor yang mempengaruhi penyerapan seperti status kadar besi dalam tubuh seseorang, juga makanan yang berfungsi sebagai enhancer (membantu penyerapan) atau inhibitor (menghambat penyerapan) yang akan saya jelaskan sedikit setelah daftar bahan makanan heme dan non heme iron ini.
Daftar bahan makanan heme iron (saya pilih beberapa saja, tabel lengkap bisa buka link di daftar sumber) :
Berhubung saya tidak tampilkan dalam bentuk tabel, urutannya: nama makanan, miligram zat besi per penyajian, % DV/Daily Value. DV untuk zat besi 18 miligram (untuk bayi 6-12 bulan sudah disebutkan sebelumnya yaitu 11 miligram per hari). Bila DV kurang dari 5% artinya kandungan zat besinya rendah, DV 10-19% kandungannya baik dan DV >20% artinya kaya zat besi. 1 ounces = 1 oz = 28,35 gr.
1. Hati ayam 3 oz – 11 mg – 61%
2. Tiram 3 oz – 5,7 mg – 32 %
3. Hati sapi 3 oz – 52 mg – 29%
4. Daging sapi tanpa lemak 3 oz – 3,1 mg – 17%
5. Daging sapi giling sedikit lemak 3 oz – 2 mg – 11 %
6. Ikan tuna 3 oz – 1,3 mg – 9%
7. Daging ayam 3 oz – 1,1 mg – 6%
8. Udang 4 buah besar – 0,3 mg – 2%
Daftar bahan makanan non-heme iron
1. Kacang kedelai 1 cup – 8,8 mg – 48%
2. Lentil 1 cup – 6,6 mg – 37 %
3. Beans-golonga kacang2an 1 cup – 5,2 gr – 29%
4. Tahu ½ cup – 3,4 mg – 19%
5. Sayur bayam ½ cup – 3,2 mg – 18%
6. Kismis tanpa biji ½ cup – 1,6 mg – 9%
7. Roti putih 1 potong – 0,9 mg -5%
8. Roti gandum 1 potong – 0,7 mg – 4%
Iron enhancers / Bahan makanan&hal2 yang membantu penyerapan zat besi
a. Vitamin C adalah enhancer yang paling baik (dan mudah didapat juga).
Kombinasikan pemberian makanan heme, non heme dan Vitamin C. Misalnya daging sapi, sayur bayam dan potongan tomat, jambu,kiwi, dll yang kaya vitamin C. Atau peras lemon / jeruk di atas potongan daging sapi/ayam/seafoodnya. Silahkan explore ya..Menu orang bule sejak turun temurun banyak menggunakan perasan lemon di atas laukpauknya yang ternyata kebiasaan yang tepat dan baik sekali.
b. Proses fermentasi . Contohnya tempe.
c. Memasak dalam panci / pan berbahan besi
Iron inhibitors / Penghambat penyerapan zat besi
a. Senyawa phenolic/polifenol yang mengikat zat besi jadi mengurangi penyerapan zat besi dalam tubuh. Beberapa diantaranya adalah teh, kopi, cocoa, jadi sangat tidak disarankan bayi & anak2 minum 3 hal ini apalagi dalam jumlah berlebihan. Teh dapat mengurangi penyerapan zat besi hingga 60 % sementara kopi mengurangi penyerapan zat besi hingga 40 % selain itu membuat bayi berkurang frekuensi menyusunya. Beberapa rempah juga merupakan senyawa phenolic seperti oregano (bumbu pizza, pasta, dll). Juga segolongan sayuran seperti kacang panjang.
b. Kalsium. Segelas susu yang diminum saat makan dapat mengurangi penyerapan zat besi hingga 50%. Susu segar tidak boleh diberikan pada anak <1 tahun karena dapat menyebabkan masalah pada pencernaan (intestine bleeding). Selain itu terlalu banyak minum susu juga mengurangi nafsu makan, selain menyebabkan anak menderita ADB.
c. Pytates yang biasanya terdapat di cereal dan oat.
Key Point Bagian 4 :
1. Porsi MPASI tidak boleh melebihi kapasitas yang seharusnya diterima bayi, sehingga MPASI bukannya menjadi Makanan pendamping ASI tapi menjadi Pengganti ASI / Breastmilk Substitutes . ASI yang UTAMA hingga bayi usia 1 tahun.
2. Pemberian MPASI kaya zat besi dimulai sesegera mungkin saat MPASI dimulai.
3. Prinsip dasar utama MPASI adalah : Age, Frequency, Amount, Texture, Variety, Active/Responsive dan Hygiene . Agar gampang diingat kita singkat jadi AFATVAH.
4. Ada 2 jenis zat besi dalam makanan, yaitu heme iron dan non heme iron.
Heme iron dapat ditemukan dalam daging yang secara asalnya mengandung hemoglobin seperti daging merah, ikan dan unggas. Sementara non heme iron banyak ditemukan pada tanaman (buah dan sayur).
5. Zat besi dalam non-heme iron hanya sedikit diserap tubuh dibandingkan dengan heme iron yang dapat mencapai penyerapan sebesar 3x lipat lebih banyak dari non heme iron.
6. Padukan dengan Iron enhancers / Bahan makanan&hal2 yang membantu penyerapan zat besi
7. Hindari Iron inhibitors / Penghambat penyerapan zat besi
Sumber :
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10203221299919187&id=1409280466
oleh : Fatimah Berliana Monika Purba
It's nice to know you have discussed about the benefits of breastfeeding to newborn . Also, you have provided the tips of giving the formula food in the right time.
BalasHapus