Senin, 24 Februari 2014

MPASI INSTAN vs HOMEMADE Bagian 2 (dari 5 Bagian)

Bagian 2
Anemia Defisiensi Besi (ADB)

Perhatian pada masalah malnutrisi mikronutrien meningkat dengan pesat di tahun-tahun terakhir ini. Salah satu alasan utamanya karena hal ini telah menjadi masalah global. Diperkirakan sebanyak 2 milyar manusia di dunia mengalami kekurangan mikronutrien yang sebab utamanya konsumsi makanan yang kurang vitamin & mineral. Kemiskinan, kurangnya akses untuk mendapat berbagai makanan bervariasi, kurangnya pengentahuan mengenai gizi/nutrisi yang baik serta tingginya penyakit infeksi merupakan faktor kunci.

Tahun 2000, WHO menyatakan bahwa kekurangan mikronutrien seperti zat besi, Vit A dan Yodium telah menjadi faktor pemicu masalah kesehatan yang sangat serius di dunia, misalnya berkurangnya kemampuan tubuh untuk melawan penyakit, kelainan metabolis dan terlambat/terhambatnya perkembangan fisik dan psikomotor.

Menurut IDAI , angka kejadian penderita Anemia defisiensi besi (ADB) pada anak balita di Indonesia sekitar 40-45%. Survai Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 menunjukkan prevalens ADB pada bayi 0-6 bulan adalah 61,3% , bayi 6-12 bulan 64,8 % , dan anak balita sebesar 48,1 %. Besar sekali tentunya, nah bagaimana data terakhir? Saya ambil dari laporan Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Kemenkes tahun 2007 yang sayangnya tidak ada data detil seperti SKRT. Menurut Riskesdas 2007, penderita ADB kelompok usia 1-4 tahun sebesar 27,7%, sementara menurut data Riskesdas terbaru (2013) , penderita ADB kelompok usia 12-59 bulan/1-5 tahun sebesar 28,1% . 

Bisa dilihat dalam gambar grafik batang kebutuhan zat besi bayi 0 – 23 bulan.

Bayi baru lahir membutuhkan asupan zat besi 0,27 mg/hari. Setelah umur 6 bulan kebutuhan asupan zat besi bayi meningkat pesat menjadi 11 mg/hari. Dan usia 1-3 tahun sebesar 7 mg/hari. Maka saat inilah (usia 6 bulan) waktu yang penting bagi bayi untuk mendapatkan makanan lain selain dari ASI. Hal ini sudah saya tulis di tulisan saya berjudul : 

Bahaya Pemberian MPASI Dini & Menundanya :
http://theurbanmama.com/articles/bahaya-pemberian-mpasi-dini-menundanya.html

Untuk yang ingin mempelajari lebih lanjut mengenai ADB silahkan baca di :
http://milissehat.web.id/?p=1923

Mengenai rekomendasi pemberian suplementasi besi pada bayi, baik IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) maupun AAP ( American Academy of Pediatrics) sepakat agar dimulai saat bayi lahir cukup bulan berusia 4 bulan dengan dosis 1mg/kg BB/hari. Perbedaannya, IDAI menganjurkan bahwa suplementasi terus dilanjutkan sampai usia 2 tahun, sementara AAP menganjurkan usia 4-6 bulan saja dan dilanjutkan pemberian MPASI kaya zat besi (akan saya bahas berikutnya).

Perbedaan kedua adalah mengenai anjuran pemeriksaan status Hb anak. AAP dan CDC di Amerika Serikat menganjurkan pemeriksaan hemoglobin (Hb) dan hematokrit (Ht) setidaknya satu kali pada usia 9-12 bulan dan diulang 6 bulan kemudian pada usia 15-18 bulan atau 
pemeriksaan tambahan setiap 1 tahun sekali pada usia 2-5 tahun. Sementara Rekomendasi IDAI adalah pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb) dilakukan mulai usia 2 tahun dan 
selanjutnya setiap tahun sampai usia remaja. 

Bagi saya pribadi deteksi dini tentu jauh lebih baik, jadi saya mengikuti rekomendasi AAP untuk pemeriksaan yang pertama kali maksimal saat bayi berusia 1 tahun, kemudian bila ada dana berlebih melakukan pemeriksaan ADB lengkap, tidak hanya Hb dan Ht tapi juga status besi dalam tubuh dan hal2 lainnya (Serum Ion, Ferritin, dll) sesuai kutipan dari AAP berikut :
“the deficiency won’t always be detected with a simple hemoglobin test.”

Tentu saja orang tua tidak perlu menunda bila pada bayi atau anak terdapat tanda-tanda menderita ADB seperti pucat, lesu, nafsu makan menurun dan berat badan tidak/sulit bertambah (penting ya untuk selalu plot ke GC/Growth Chart setiap kunjungan pemeriksaan kesehatan bayi, yang belum paham mengenai pentinganya paham GC bisa pelajari tulisan saya :
http://theurbanmama.com/articles/growth-chart.html )

Ada hal-hal lain yang mempengaruhi berapa banyak zat besi yang dibawa bayi saat lahir :

1. Apakah Ibu saat hamil menderita Anemia Defisiensi Besi (ADB) / tidak. 

Ibu hamil yang menderita ADB beresiko melahirkan bayi prematur, bayi dengan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) dan masalah kesehatan bayi di kemudian hari. Selain itu, bayi yang lahir dari Ibu penderita ADB memiliki cadangan besi yang lebih sedikit , maka bayi tersebut beresiko menderita ADB juga.

2. Penundaan pemotongan tali pusat bayi baru lahir (Delayed Umbilical Cord Clamping).

Penelitian2 terbaru memberikan evidence/bukti bahwa pelaksanaan penundaan pemotongan tali pusat bayi baru lahir meningkatkan cadangan besi pada badan bayi. Berdasarkan penelitian RCT yang dipublish BMJ Nov 2011, bayi2 yang ditunda pemotongan tali pusatnya >=3 menit dibanding dengan bayi2 yang dipotong tali pusatnya <10 detik, pada usia 4 bulan status besinya (Ferritin) lebih tinggi dan resiko menderita ADB berkurang. 

Sampai saat ini riset2 masih terus dikembangkan untuk mendapatkan waktu optimal pemotongan tali pusat ini (penelitian lain menyatakan =>1 menit penundaan pun sudah bermanfaat), dan perhatikan faktor2 resiko lain terutama kondisi Ibu & bayi setelah kelahiran.

Keypoint Bagian 2 :

1. +- 2 milyar manusia di dunia mengalami kekurangan mikronutrien yang sebab utamanya konsumsi makanan yang kurang vitamin & mineral. Faktor kunci : Kemiskinan, kurangnya akses untuk mendapat berbagai makanan bervariasi, kurangnya pengentahuan mengenai gizi/nutrisi yang baik serta tingginya penyakit infeksi .

2. Anjuran pemberian Suplementasi besi IDAI (4 bulan – 2 tahun) vs AAP (4-6 bulan lanjut MPASI kaya zat besi)

3. Anjuran Screening / Pemeriksaan ADB (Anemia Defisiensi Besi). IDAI : 2 tahun. AAP : 9-12 bulan. Saya : deteksi dini LEBIH baik, paket lengkap Screening ADB bila ada dana lebih. Jangan tunda bila pada bayi/anak jelas tampak gejala2 ADB.

4. 2 hal lain yang mempengaruhi status besi/cadangan besi dalam tubuh bayi: Kondisi Ibu saat hamil (menderita ADB/tidak) dan Penundaan Pemotongan tali pusat bayi baru lahir (Delayed Umbilical Cord Clamping).


Sumber : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10203216730884964&set=a.1070999501093.13218.1409280466&type=1&theater oleh Fatimah Berliana Monika Purba

Tidak ada komentar:

Posting Komentar